Minggu, 16 Juni 2013

Kerudung Wig: Simbol Salah Kaprah Berkerudung?


Kreativitas memang diperlukan dalam hidup manusia. Hal ini berguna untuk merefreshkan pikiran dan indra manusia yang rentan dengan rasa yang bernama bosan. Tapi bagaimana jika area konstan pun harus diutak atik atas nama seni dan keindahan. Seperti yang baru- baru ini terjadi, yaitu tren baru berkerudung bagi wanita, yang bernama kerudung Wig.

Dengan Alasan selera pasar, kerudungpun dijiplak dan diubah sehingga menyerupai rambut. Peluncuran produk baru ini tentu saja disertai harapan agar para wanita yang memang lebih memaknai kerudung sebagai perhiasan tertarik dan berminat untuk mengenakannya.

Sungguh sangat memprihatinkan, ternyata fitnah para musuh islam tidak berhenti begitu saja untuk menghancurkan islam. Mereka bentuk para muslimah untuk menjadi boneka dari tren fashion yang mereka gembor- gemborkan. Mereka berdalih dengan membuat istilah kerudung modern dan kerudung konvensional (baca: kuno). Karena itulah, kreasi kerudung dengan berbagai gaya hadir menyemarakkan tren berbuasana wanita. Mereka menyebar godaan bahwa berbagai kreasi itu, membuat wanita tampil cantik dan elegan dengan tetap kerudung.

Padahal wanita itu hakekatnya memang sudah tercipta cantik. Dan islam melindungi kecantikan itu supaya tetap terjaga dan MULIA. Karena itulah Allah memerintahkan para muslimah untuk menutup aurat mereka, dan bukan justru bersolek diluar rumah  untuk dilihat laki- laki yang bukan mahram, meskipun dengan menggunakan kerudung mereka.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman,

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita... (QS an-Nur [24]: 31)

Dari ayat tersebut, sudah cukup menjelaskan kepada kita, bahwa kerudung adalah digunakan sebagai penutup, dan bukan alat untuk berhias. Jadi jika kita masih mencoba mengutak atiknya dengan alasan bahwa agar para muslimah tidak ketinggalan jaman, hal itu sama saja kita memberikan statement bahwa perintah Allah adalah kurang masuk akal. Astagfirullah, siapa yang lebih tahu kebutuhan manusia dari pada Allah yang maha kuasa?

Wahai Muslimah, kembalilah kepada Allah dan syariatNya. Jangan mencoba memodifikasi perintah Allah yang jelas- jelas mutlak kita lakukan. Karena itu sama saja kita berani untuk mengkaji ulang perintahnya. Allah memerintahkan untuk menutupi aurat kita dengan sebenar- benarnya, bukan berarti Allah tidak tahu tentang cara mengindahkan wanita. Tapi percayalah, bahwa sesungguhnya keselamatan dan keberkahan hidup kita justru telah diselamatkan lewat berbagai perintahNya.  Jangan mudah galau apalagi mudah terpengaruh dengan tren yang dibuat oleh para musuh islam. Yakinlah, bahwa sebenarnya yang mereka inginkan adalah asingnya islam dikalangan umat islam sendiri, dan hancurnya kehormatan para muslimah

Tips Mendidik Anak Agar Menjadi Sholeh



Anak adalah harta yang tidak ternilai oleh apapun. Dia ibarat titipan paling indah yang diberikan Allah kepada orang tuanya. Pada masa depannya lah terletak harapan serta kebahagiaan para orang tua.
Dijaman modern seperti sekarang ini, adalah sebuah keharusan bagi orang tua untuk mengajarkan anak- anak mereka tentang pentingnya akidah yang lurus. Hal ini penting untuk dilakukan, mengingat banyaknya pengaruh diluaran yang bisa membentuk karakter anak- anak kita. Maka sebagai orang tua, kita harus tahu bagaimana cara mengarahkan mereka, agar kelak mereka menjadi anak- anak yang sholeh. Berikut beberapa tips mendidik anak agar menjadi sholeh, Inshaallah.
1.    Sholehkan diri, Sholehkan anak.
“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, perumpamaan ini pas sekali untuk menggambarkan, bahwa sedikit banyak anak adalah cerminan dari kedua orang tuanya. Karena itulah, sebelum kita memiliki cita- cita untuk mendapatkan anak sholeh, memang sebaiknya para orang tua mensholehkan diri mereka. Orang tua juga selayaknya melengkapi diri dengan berbagai ilmu, agar dapat digunakan dalam pengasuhan anak. Ketika anak dibekali oleh bangunan keagamaan yang baik, hal ini akan menciptakan langkah antisipasif terhadap bencana kebobrokan akhlak anak dimasa depan. Jadi sekedar memerintahkan anak untuk berbuat, tidaklah cukup membentuk karakter dan pribadi yang sholeh pada diri mereka. Orang tua juga harus sanggup untuk memberikan tauladan dalam hal berbuat baik.
2. Orang tuaku, tauladanku.
“Like father, like son”, ungkapan ini mungkin sudah sering kita dengar untuk menjelaskan bahwa memang anak adalah plagiator ulung. Setiap tindak tanduk orang tua yang tertangkap oleh mata anak- anak mereka, tidak akan hilang begitu saja. Memori anak yang kuat akan terus merekam. Jika seorang anak sering berkata kasar, bisa jadi karena dia juga sering mendapat perkataan seperti itu dari orang tuanya. Atau mungkin karena si anak seringkali melihat adegan pertengkaran yang dipertontonkan orang tua mereka dirumah. Jika hal ini dibiarkan setiap hari, lama-lama sikap tersebut akan diimitasi, diinternalisasi dan dihabitasi dalam kehidupan anak tersebut.
3. Ukir Masa Depan Anak dengan Ilmu
Mengajarkan ilmu kepada anak, ibarat mengukir diatas batu. Ilmu apapun yang orang tua berikan kepada anak akan dengan mudah terserap. Ini tidaklah mengherankan, karena ketika anak dilahirkan mereka memiliki 100 miliar neuron di otaknya. Jika diumpamakan satu unit komputer memiliki 100 neuron (jaringan) maka otak anak akan sama dengan 1 miliar unit komputer. Karena itulah, anak-anak memiliki karakteristik ingatan yang kuat. Maka, disinilah waktu yang tepat untuk para orang tua untuk mengajarkan mereka tentang akidah yang benar, namun tetap dengan bahasa yang mereka bisa pahami.
4. Perhatikan lingkungan anak- anak kita
"Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau kamu bisa mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar, atau kamu mendapat baunya yang tidak sedap." (HR. Bukhari Muslim). Itulah pesan Rasulullah yang mulia, agar kita berhati- hati dalam memilih teman, serta peka terhadap pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitar kita. hal yang sama juga berlaku bagi anak- anak kita. Mereka yang polos kadang belum mengerti tentang bagaimana mereka harus berteman. Maka disinilah tantangan bagi orang tua untuk kemudian "menyelamatkan" anak mereka dari pengaruh buruk yang akan membentuk kepribadiannya dimasa depan.
5. Sabar, ikhlas dan doa
Kesabaran adalah hal mutlak harus dimiliki orang tua. Hal ini karena dalam rentang proses mendidik anak, kadang kita menemui hal- hal yang kurang berkenan. Contohnya, anak bersikap bandel dan tidak mau dinasehati. Ketika berada dalam keadaan seperti ini, sebaiknya orang tua menghindarkan diri dari caci maki dan kemarahan yang hanya akan membuat mereka semakin menjauh. Ketika emosi sudah mulai memuncak, orang tua harus pandai dalam menguasai diri, katakan pada diri bahwa toh mereka masih anak- anak, yang mungkin belum sepenuhnya mengerti tentang sebuah akibat. Kitapun pernah pada usia mereka, dan pastilah saat itu kita pun tidak ingin dibenarkan dengan cara yang kasar. Selain itu, orang tua juga harus belajar tentang keikhlasan. Ridho allah adalah tujuan terbaik, dan jalan menggapainya adalah dengan ikhlas.  Keikhlasan hati orang tua akan membuat apa yang mereka sampaikan mudah diserap dan dipahami anak. Dan yang tidak kalah penting, adalah dengan terus mendoakan mereka, supaya selalu berada dijalan Allah, dan kelak menjadi generasi islami yang membanggakan.

MMI: Larangan Polwan Berjilbab, Petinggi Polri Picu SARA



Yogyakarta (voa-islam.com) - Keinginan Polisi Wanita (Polwan) mengenakan jilbab sebagai pakaian dinas mendapat dukungan dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). MMI juga mengecam petinggi Polri yang melarang Polwan yang beragama Islam untuk berjilbab.Larangan itu jelas tindakan melawan hukum dan HAM, serta memicu SARA.
Menurut MMI, berdasarkan Amanat konstitusi UUD 45 Ps. 29 ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
Undang-undang HAM Ps. 28E ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
Keinginan Polwan berjilbab justru untuk menciptakan harmonisasi iman dan perbuatan dengan tumbuhnya semangat beragama dilingkungan Polri. Semangat menyemarakkan kehidupan beragama di negeri ini juga sebagai upaya penangkalan dekadensi moral bangsa yang semakin terpuruk di bawah pengaruh sekulerisme dan liberalisme hedonis di Indonesia.
“Keinginan Polwan untuk berjilbab adalah bentuk semangat masyarakat melenyapkan upaya destruktif dan segala bentuk kemungkaran, kebejatan,” tegas MMI dalam pernyataan sikapnya, 11 Juni 2013 lalu. .
MMI juga menyesalkan Pernyataan Kabag Penum Div Humas Polri Kombes Pol Agus Riyanto yang mengatakan, “Polwan berjilbab hanya berlaku di Aceh. MMI menilai pernyataan tersebut merupakan penindasan logika hukum tindakan melawan konstitusi UUD  ‘45.
Sebab, pemakaian jilbab merupakan hak beragama bagi polwan tidak hanya berlaku di Aceh, karena konstitusi UUD 45 Ps 29 pasal (1) dan (2) memerintahkan kepada Negara, termasuk Kepolisisan sebagai aparat Negara untuk memfasilitasi setiap warga Negara melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
Keseragaman pakaian yang bersifat teknis administratif tidak boleh menjadi dasar menghalangi atau mempersulit Polwan RI memakai Jilbab, karena setiap Polwan RI terlindungi hak-haknya baik menurut konstitusi RI maupun HAM internasional. Oleh sebab itu, menghalangi Polwan Muslimah mengenakan jilbab sebagai bukti ketaatannya kepada perintah agama dapat dianggap bahwa POLRI telah melakukan tindakan melawan hukum dan HAM.
Picu SARA
MMI menegaskan, Peraturan di lingkungan kepolisian tidak boleh melanggar hak konstitusional dan HAM setiap anggota Polri. Segala peraturan yang bertentangan dengan dua hal ini otomatis batal demi hukum. Adanya anggota Polri yang berbeda-beda agama tidak dapat dijadikan alat pembenaran untuk menghapus hak para anggota Polwan untuk menjalankan keyakinan agamanya, karena keyakinan agama yang telah dijamin oleh UUD 45 Ps 29 ayat (2) kekuatannya jauh lebih tinggi dari peraturan apapun di lingkungan Polri.
Dalam keyakinan agama Islam, jilbab diwajibkan berdasarkan firman Allah: Qs. Al-Ahzab 33:59, “Wahai Nabi, perintahkanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri kaum mukmin untuk mengenakan jilbab….”
MMI memutuskan, apabila Polri melarang Polwan berjilbab, dengan alasan di lingkungan Polri terdapat beragam agama, berarti Polri memposisikan agama yang ada di Indonesia sebagai musuh bagi Polri. Sikap dan tindakan Polri yang demikian itu dapat memicu semangat SARA. Mungkinkah Negara akan menjadi baik apabila aparat pemelihara keamanan telah melakukan tindakan SARA?
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka dengan ini Majelis Mujahidin menyampaikan protes keras kepada Pimpinan Polri atas kebijakan bermotif SARA, berupa pelarangan Polwan Muslimah mengenakan jilbab dalam menjalankan tugas kedinasannya, dan akan membawa permasalahan ini ke lembaga yang berwenang bila tidak mendapat respons yang semestinya. [desastian]

Fahira Idris: Ada Grand Design untuk Merusak Moral Generasi Muda Islam



JAKARTA (voa-islam.com) – Ketua Umum Yayasan Selamatkan Anak Bangsa, Fahira Idris mengakui , dalam jejaring social twitter ia memiliki 15.000 followers. Setiap harinya, ada 1000 mention dalam bentuk pertanyaan. Namun tidak semua pertanyaan dapat ia dijawab.Nah, melalui Yayasan Selamatkan Anak Bangsa, Fahira mengkampanyekan gerakan moral kepada masyarakat, bukan hanya gerakan anti miras,  tapi juga gerakan anti LGBT.
Keprihatinan Fahira terkait LGBT adalah ketika ia mengetahui adanya penyebaran buku LGBT ke sekolah-sekolah. Hatinya tergerak dan merasa terpanggil untuk mencegah penyebaran LGBT tersebut. “Saya melihat ada grand design untuk merusak anak-anak kita, dalam hal ini anak bangsa secara keseluruhan. Khususnya lagi generasi muda Islam.”
Keprihatian Fahira lainnya adalah mengkampanyekan “Gerakan TV Sehat” yang tujuannya melindungi anak bangsa dari tontona yang tidak mendidik. “Saya melihat belum ada NGO yang menangani soal gerakan anti miras dan LGBT secara khusus. Kalau Narloba sudah ada BNN yang menanganinya. Begitu juga pegiat anti rokok sudah banyak sekali,apalagi gerakan anti rokok diback up oleh perusahan farmasi yang punya dana besar untuk itu.”
Saat ini progress dari Yayasan Selamatkan Anak Bangsa, khususnya gerakan anti miras adalah dengan melakukan pelatihan kepada para dokter, guru, dan anggota DPR. Yang sudah dilakukan yayasan ini dalam mengkampanyekan gerakan anti miras adalah mendatangi minimarket, hypermarket dan warung-warung yang menjual miras. Itu dilakukan dalam rangka tabayun dan memberi penyadaran tentang bahaya miras.
“Kami punya volunteer yang mendatangi minimarket, hypermarket dan warung-waruung yang menjual miras. Kami temui Manajernya. Bahkan Sevel(Seven Eleven) pernah didatangi seraya memberikan stiker sekaligus member edukasi kepada kasirnya untuk berani menolak anak muda dibawah 21 tahun membeli miras. Caranya dengan menanyakan KTP yang bersangkutan apakah berusia dibawah 21 tahun atau tidak. Hanya itu yang baru bisa kami lakukan.”
Fahira mengakui, gerakan moral ini tidak punya otoritas untuk menindak. Karena memang bukan polisi. “Kami hanya bisa menghimbau. Kami kirim agen untuk memantau. Kami tidak punya power untuk itu. Karenanya kami akan mengusahakan untuk menggandeng pihak Polda dan gubernur di setiap kota. Sehingg program anti miras ini seharusnya menjadi program bersama.”
Hal yang terus dilakukan Yayasan Selamatkan Anak Bangsa adalah dengan melibatkan pihak sekolah untuk mendorong gerakan anti miras ini.  Dalam waktu dekat, Agustus 2013 nanti, akan dideklarasikan gerakan anti miras, sekaligus memilih duta miras untuk membantu mengkampanyekan gerakan ini.
"Saat ini ada 25 pejuang atau relawan (voluenteer) gerakan anti miras. Dalam deklarasi nanti, setidak setiap kota besar harus ada perwakilannya. Mulai dari Surabaya, Bali, Makasar, Medan, Palembang, Papua, dan sebagainya.”
Pendekatan yang dilakukan adalah setiap relawan ditugaskan mendatangi 5 restoran yang ada wilayahnya masing-masing. Sang relawan itu mendatangi owner tokonya, lalu ditanya apakah menjual miras. Bila tidak jual, lalu dibuat penandatangan (MoU) dengan kedua belah pihak. Tokonya kemudian di tempel stiker anti miras. Setidaknya dengan MoU ini, sang owner akan berpikir lagi untuk tidak menjual miras. Sehingga gerakan moral tidak sekedar lips service.

Pejuang Islam Tamerlan Tsarnaev, Menggetarkan Amerika



Dagestan (voa-islam.com) Tahun lalu, ketika Tamerlan Tsarnaev menghabiskan enam bulan di wilayah Rusia Dagestan. Tamerlan memiliki pengetahuan yang luar biasa tentang masyarakat Islam Dagestan.
Sepupunya bernama Magomed Kartashov, enam tahun lebih tua dari Tsarnaev. Kartashov adalah mantan perwira polisi dan atlet pegulat - dan salah satu tokoh Islamis paling menonjol di Dagestan.

Tahun 2011, Kartashov mendirikman dan menjadi pemimpin sebuah organisasi bernama Persatuan yang Adil, yang anggotanya mengkampanyekan syariat dan pan-Islam di Dagestan.
Seringkali berbicara lantang menentang kebijakan AS di seluruh dunia Muslim. Kelompok ini secara terbuka meninggalkan kekerasan. Tetapi beberapa anggotanya hubungan dekat dengan militan, yang lainnya telah di penjara atas tuduhan kepemilikan senjata dan bersekongkol terorisme. Tuduhan yang mereka katakan palsu, dan tidak didasarkan pada bukti nyata.
Tsarnaev, membentuk sebuah komunitas generasi muda Muslim yang sholeh dan dengan mereka mendiskusikan ide-ide tentang jihad. Ibu Zubeidat Tsarnaev menegaskan bahwa anaknya adalah sepupu ketiga Kartashov itu. Keduanya bertemu untuk pertama kalinya di Dagestan, katanya, dan "menjadi sangat dekat."

Sejak tanggal 19 April Tsarnaev dan saudara laki-lakinya Dzhokhar diidentifikasi sebagai tersangka utama dalam pemboman lomba Maraton Boston.
CIA telah mencoba mencari tahu bagaimana mereka menjadi radikal, dan kemudian sampai  ingin membunuh dan melukai orang-orang di AS?
Tsarnaev gugr dalam penyergapan di Boston, dan adiknya ditembak, tapi selamat dan telah didakwa dengan tindakan terorisme termasuk menggunakan senjata pemusnah massal yang mengakibatkan kematian.
Jika terbukti bersalah, ia bisa menghadapi hukuman mati. Banyak  para peneliti yang telah memfokuskan pada kunjungan Tsarnaev ke Dagestan pada tahun 2012.

Pada tanggal 5 Mei, tiga agen dari Dinas Keamanan Federal Rusia, badan yang dikenal sebagai FSB, melakukan interogasi terhadap Kartashov berkaitan dengan pengeboman Boston, menurut pengacaranya, Patimat Abdullaeva. Para agen FSB yang tertarik apakah Kartashov dan Tsarnaev pernah memabahas tentang radikalisme Islam, ungkap Abdullaeva.

Kartashov mengatakan kepada agen-agen AS itu, bahwa Tsarnaev-lah yang mencoba "menariknya ke ekstremisme," kata pengacara, yang berbicara kepada Kartashov segera setelah interogasi.
Dalam menceritakan kliennya, pengacara itu mengatakan: "Kartashov mencoba berbicara Tsarnaev tentang minatnya terhadap ekstremisme."
Para anggota kelompok Kartashov mengatakan mereka mencoba membebaskan kesalahan Tsarnaev. Pada akhirnya di Dagestan, kepentingan Tsarnaev tampaknya telah bergeser dari pemberontakan lokal ke gagasan yang lebih global bagi  perjuangan Islam - lebih dekat dengan yang didukung oleh organisasi Kartashov itu.

"Gerakan Uni yang Adil" adalah kelompok aktivis yang berbasis di Kizlyar, sebuah kota yang berpenduduk 50.000 orang di dataran Dagestan utara.
Orang tua Tsarnaev  tinggal 90 mil (145 km) di ibukota Makhachkala, dan sering bepergian ke Kizlyar, serta  tinggal bersama dengan Kartashov dan bergaul dengan teman-temannya.

Mereka dengan  sangat keras melawan intervensi AS di dunia Muslim dan lebih luas lagi, menolak paham liberalisme Barat.
"Pada prinsipnya, ada baiknya bahwa hal ini terjadi, meskipun Tsarnaev dan saudaranya menderita," katanya.
"Tidak mengerti saya salah, tapi peristiwa 11 September menyebabkan banyak orang Amerika masuk Islam. Tetapi orang-orang juga mulai bertanya-tanya mengapa tindakan ini dilakukan?"
Dan ketika musuh-musuh Islam mencoba  menghitamkan agama, Allah menciptakan efek sebaliknya. Lebih banyak orang bisa tertarik dalam Islam. Mereka mendapatkan penasaran. "

Kelompok Kartashov yang menempati semacam jalan tengah dalam komunitas Muslim Salafi ultra-konservatif di Dagestan. Semua Salafi daerah adalah Muslim yang ketat. Kelompok Kartashov yang bersimpati dengan penyebab militan ini sementara menyangkal metode mereka.

Beberapa lusin anggota aktif kelompok ini adalah campuran. Beberapa, seperti Kartashov sendiri, berpendidikan baik, bahkan kutu buku, dengan pengetahuan ensiklopedis doktrin Islam. Anggota lain dari kelompok atlet, mekanik atau mantan narapidana dengan julukan seperti linggis dan Racket.
Murad Abdulmuminov, adalah saudara dari dua orang tewas dalam baku tembak terpisah dengan pasukan kontraterorisme Rusia pada tahun 2010 dan 2012.
Abdulmumin Abdulmuminov, adalah salah satu ideolog terkemuka bawah tanah militan di Kizlyar, menurut pernyataan yang dirilis oleh badan keamanan Rusia pada tahun 2010. Sebelum kematiannya dalam serangan kontra musim dingin itu, ia dicari sehubungan dengan beberapa serangan di Rusia.

Beberapa bulan setelah Tsarnaev meninggalkan wilayah itu, kelompok itu melakukan protes terhadap AS. Di mana saat itu, protes yang penuh dengan kemarahan di seluruh dunia Muslim terhadap film anti-Islam  Innocence Muslim, yang diproduksi di California dan diposting di YouTube.

Tsarnaev adalah pusat perhatian. "Orang-orang yang mengatakan ia adalah juara tinju di Amerika," katanya. Tsarnaev pernah menjadi petinju amatir yang sukses. Pria itu ingat Tsarnaev mengekspresikan pendapat bahwa pemberontakan di Dagestan adalah "perang suci." Tetapi yang lain tidak setuju dengan dia.
Tsarnaev juga membawa tema perang suci, "tetapi dalam konteks global," kata pria itu. Mereka berbicara tentang perang di Afghanistan dan Irak, serta perang sipil di Suriah, yang beberapa orang dari kalangan Kartashov itu menuduh AS dan Inggris membantu untuk menyulut peperangan. "Pertanyaan-pertanyaan yang ia bawa dari Amerika (tentang perang suci di Dagestan).
Tsarnaev merupakan pejuang yang gagah  berani dan  menyerang jantung AS. Tsarnaev telah menggetarkan AS, dan membuat para pejabat keamanan di negeri itu menjadi kalap.